Dolopo, Madiun – Palang Merah Remaja (PMR) di lingkungan sekolah sering kali dikenal hanya sebatas tim P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan). Namun, bagi SMK Muhammadiyah 3 Dolopo, PMR berfungsi jauh lebih dalam. Unit kegiatan ini hadir sebagai "Kawah Candradimuka" yang fokus pada pembinaan karakter peduli, sigap, dan berempati, menjadikannya pilar penting dalam membentuk pelajar yang siap membantu sesama.

Pembina PMR SMK Muhammadiyah 3 Dolopo menjelaskan bahwa program kerja PMR dirancang bukan hanya untuk menguasai keterampilan medis dasar, tetapi juga menanamkan tiga nilai utama kemanusiaan:

  1. Peduli (Caring): Melatih kepekaan anggota terhadap lingkungan sosial dan kondisi teman sebaya maupun masyarakat sekitar.

  2. Sigap (Responsive): Membekali anggota dengan kesiapan fisik dan mental untuk segera bertindak dalam situasi darurat, khususnya pertolongan pertama.

  3. Berempati (Empathetic): Menumbuhkan kemampuan menempatkan diri di posisi orang lain, sehingga bantuan yang diberikan bukan sekadar kewajiban, melainkan datang dari hati.

"Di PMR, mereka belajar bahwa ilmu pengetahuan kejuruan harus diiringi dengan kepekaan sosial. Seorang teknisi atau tenaga kesehatan masa depan harus memiliki empati. Inilah soft skill utama yang kami tanamkan," terang salah satu pembina.

Untuk mengasah karakter tersebut, anggota PMR SMK Muhammadiyah 3 Dolopo rutin melaksanakan berbagai kegiatan, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.

  • Pelatihan Pertolongan Pertama: Simulasi penanganan cedera ringan, pingsan, hingga evakuasi korban. Keterampilan ini sangat penting, khususnya di lingkungan sekolah kejuruan yang padat aktivitas praktik.

  • Aksi Sosial dan Kemanusiaan: Secara aktif terlibat dalam kegiatan donor darah, penggalangan dana untuk korban bencana, atau kunjungan ke panti asuhan.

  • Edukasi Kesehatan: PMR sering menjadi pelopor dalam sosialisasi kesehatan dan kebersihan di lingkungan sekolah.

Melalui berbagai latihan intensif ini, anggota PMR terus dilatih menjadi pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademik dan terampil secara vokasi, tetapi juga memiliki kesiapan mental untuk menjadi garda terdepan dalam aksi-aksi kemanusiaan.

Kehadiran PMR di SMK Muhammadiyah 3 Dolopo membuktikan bahwa pendidikan vokasi tidak hanya berfokus pada hasil produksi, tetapi juga pada pembentukan jiwa yang utuh dan bertanggung jawab. Anggota PMR diharapkan menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai kemanusiaan saat mereka terjun ke masyarakat kelak.

Lebih baru Lebih lama