Madiun – Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Madiun sukses menggelar kegiatan Baitul Arqam pada Sabtu–Ahad, 14–15 Juni 2025. Bertempat di Aula Kampus 2 SMK Muhammadiyah 3 Dolopo, kegiatan ini mengusung tema besar:
“Penguatan Kompetensi dan Militansi Kerja Organisasi Kader Muhammadiyah untuk Islam Berkemajuan di Kabupaten Madiun.”
Acara berlangsung intensif selama dua hari, menghadirkan tokoh-tokoh penting Muhammadiyah Jawa Timur dengan materi yang membekali kader secara ideologis, spiritual, dan organisatoris.
Hari Pertama: Merawat Ideologi, Meneguhkan Komitmen
Acara dibuka dengan sambutan dari Bambang Hariyadi, S.T., S.Kom., M.Pd., selaku perwakilan MPKSDI PDM Kabupaten Madiun. Dalam arahannya, ia menekankan pentingnya semangat kader dalam menghadapi tantangan zaman.
“Kader Muhammadiyah dilarang mengatakan: tidak mungkin, tidak bisa, sudah bisa, atau nanti saja. Kader harus adaptif, optimis, dan terus belajar,” tegasnya, disambut antusias para peserta.
Materi pembuka disampaikan oleh KH. Dr. Agus Tri Cahyo, M.A., Ketua PDM Kabupaten Madiun, dengan tema "Manhaj Tarjih Muhammadiyah." Dalam paparannya, beliau mengajak kader untuk menjadikan Tarjih sebagai fondasi berpikir dan bertindak.
“Manhaj Tarjih adalah napas intelektual Muhammadiyah. Di sinilah kita diajarkan bersikap rasional, tekstual, dan kontekstual dalam beragama. Jadilah kader Muhammadiyah yang berkemajuan!” serunya.
Setelah sesi belajar mandiri peserta, kegiatan dilanjutkan dengan materi "Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah" oleh Dr. Mahfud Rifa’i. Ia memaparkan ruh perjuangan Muhammadiyah yang bersumber dari muqaddimah, sebagai pedoman nilai dan arah gerakan.
“Muqaddimah bukan sekadar pembuka dokumen, tapi merupakan rangkuman ideologi perjuangan Muhammadiyah yang sarat makna historis dan teologis.”
Materi selanjutnya disampaikan oleh Drs. Ismono Hardi, M.Si. dengan tema "Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah." Ia menekankan pentingnya implementasi nilai-nilai PHIWM dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud keislaman yang mencerahkan.
“Pedoman ini bukan teori kosong, tetapi panduan praktis agar hidup kita bercorak islami secara menyeluruh: dalam rumah tangga, profesi, hingga kehidupan bermasyarakat.”
Hari Kedua: Penguatan Spiritual dan Profesionalisme Organisasi
Memasuki hari kedua, peserta mendapatkan penguatan nilai-nilai ibadah dan spiritualitas. Materi pertama disampaikan oleh KH. Imam Nawawi, M.Pd. dengan topik "Ibadah Mahdhah dan Nafilah."
“Seorang kader harus menjaga kualitas ibadah wajib, tapi juga memperkaya ruhani dengan ibadah sunnah. Di situlah kekuatan ruh perjuangan lahir,” jelasnya.
Dilanjutkan oleh Ust. Sulthon Maulana, Lc. dari Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Madiun, dengan tema “Tuntunan Ibadah Sesuai Tarjih.” Ia menekankan pentingnya rujukan tarjih dalam praktik ibadah agar tetap berada dalam jalur manhaj Muhammadiyah yang ilmiah dan bersih dari bid’ah.
“Muhammadiyah tidak anti tradisi, tapi selalu membangun ibadah di atas dasar dalil yang sahih dan tarjih yang kokoh.”
Sesi berikutnya menghadirkan Alaudin Haris Ash Shobiri, S.Pd. dari PDPM dan LPCR Kabupaten Madiun dengan materi "Profil Kader dan Nilai Perjuangan Tokoh Muhammadiyah." Ia mengajak peserta meneladani kegigihan para tokoh Muhammadiyah dalam membumikan Islam di Indonesia.
“Lihat K.H. Ahmad Dahlan, lihat Buya Hamka, lihat Pak AR Fakhruddin. Mereka bukan hanya pintar, tapi penuh semangat juang dan kesederhanaan. Itulah teladan kader sejati.”
Sebagai puncak acara, hadir Dr. dr. Sukadiono, M.M., Ketua PWM Jawa Timur yang membawakan tema strategis: "Manajemen Organisasi dan Akhlak Bermuhammadiyah."
“Muhammadiyah bukan hanya soal struktural dan amal usaha. Yang lebih penting adalah bagaimana kita mengelola organisasi dengan profesional, bersih, dan berakhlak,” pesan beliau.
Beliau juga menekankan pentingnya etika berjamaah, kemampuan kolaboratif, dan kepemimpinan moral di setiap lini kepemimpinan Muhammadiyah.
Kegiatan Baitul Arqam ini ditutup dengan refleksi dan komitmen para peserta untuk terus berkontribusi dalam gerakan dakwah Muhammadiyah di daerah masing-masing. Semangat pembinaan ini diharapkan menjadi bekal dalam membentuk kader yang ideologis, profesional, dan progresif.
Dengan penguatan wawasan keislaman, keorganisasian, dan nilai-nilai perjuangan, acara ini menjadi momentum strategis dalam menyiapkan generasi penerus Muhammadiyah yang berakhlak, berilmu, dan siap menjemput masa depan Islam yang berkemajuan.